Stay Alive...
Kali ini gue sedikit menceritakan situasi yang sangat rumit dalam keadaan gue.. (kenapa gue nulis di blog? jika ada seorang yang nanya ini, gue mau jawab : kadang kesulitan dalam hidup, lebih baik disimpan saja sendiri atau paling tidak dicurahkan kepada sebuah tulisan. karena tidak sedikit orang yang bahkan hanya mendengar tapi mereka sebenarnya hanya mentertawakan.
Ssshh ssshh.. (lagi agak sakit gigi)
yaak mulai, gue sempet kepikiran apa yg dikatakan Bang Malvin (rekan kerja dulu) "Cari kerja itu susah Way, kau pikir-pikir dulu lah kalo mau keluar"
(Hening...)
Kayaknya gue merasa itu benar, kali ini gue agak susah mendapatkan mungkin karena usia yang sudah cukup tua. situasi semakin rumit, ketika gue merasa gak ada keluarga yang bantu, sanak family terasa jauh..
sewa rumah? yaaah sewa rumah gak bisa gue bayar
Tv kabel tentu saja tidak bisa terbayar
usaha gagal total, bangsat!!
Sinar terang seolah menghampiri, tapi hanya menyinari selama 8 hari. kanto baru ternyata dipenuhi orang-orang busuk yang tusuk menusuk.
terlalu dalam menusuk hingga gue keluar dari kantor.. SHIT!!
Gue gak terlalu masalah dengan kejombloan, karena gue berpikir fondasi yang paling aman ialah sebuah kematangan dalam finansial. kan enak gitu pas lu pacaran minimal 1 - 2 tahun terus ngomong "yang kita nikah yuk" :')
tapi apa daya? gue balik lagi ke titik nadir kehidupan dari 0
pernah terpikir ingin rasanya bunuh diri, tapi otak gue masih waras walau ayah ibu entah dimana..
kakak tiri gue ? mungkin dia juga bodo amat..
adek gue ? dia juga susah, bantu juga susah banget..
ditangan hanya ada uang 800ribu, itu juga pesangonlah.. bertahan hidup selama ini, hingga gue mau berobat sakit gigi aja berharap ada yang bantu.
sumpah kebingungan dan kegundahan ini sedingin suhu kutub selatan. Oleh karenanya gue merasa ini mungkin gue lagi kebanyakan minum jadi mabok & pusing setengah mati.
Gue tetap percaya Tuhan itu ada hingga gue merasa Tuhan pun mengabaikan gue. Disituasi kelam ini, gue harus survive!! dan memang Tuhan itu ada, sedikit mengutip kalimat teman gue "rezeki itu gak selalu berwujud uang" nah dari sini gue merasa cahaya yang sebenarnya itu.
Gue adalah jawaban atas sebuah doa...
Gue emang terdampar dan penuh luka, tapi ternyata adalah titipan yang hadir menolong teman gue. Dia seorang suami yang sebentar lagi menjadi ayah.
Untuk sementara, dengan menikmati lara kehidupan ini, gue stay alive membangun cita-cita gue. Gue merasa menjadi manusia kembali, bersyukur dengan apa yang ada. kadang kondisi pincang seperti ini, bukan pertolongan yang kita butuh, tapi doa & usaha.
Kutipan terakhir dari teman kuliah dulu "Tuhan gak selalu kasih kita cukup, gak pernah kurang & lebih... dan selalu tepat waktu"